Diantara manusia ada yang berkata, “Bahwa sabar itu ada batasnya”. Kepada mereka yang berkata demikian, sampaikanlah kepadanya “Jika sudah batasnya, maka apa yang ingin mereka lakukan ?”
Sabar itu bergerak jika diam maka putus asa namanya. Dr Yusuf Al Qaradhawi mengatakan, “Sabarnya orang yang sakit itu berobat, sabarnya si bodoh itu belajar dan sabarnya si miskin itu bekerja dan berusaha.”
Dalam kitab “Uddatu Shabirin “ karya Ibnu Qayyim al Jauziah, beliau menjelaskan tentang nama-nama sabar, yaitu:
1. Sabar akan berlimpahnya materi adalah zuhud
2. Sabar untuk berkecukupan akan nikmatnya adalah Qana’ah
3. Sabar dari amarah adalah kesantunan
4. Sabar dari tergesa gesa adalah konsistensi
5. Sabar untuk tidak lari dari peperangan adalah keberanian
6. Sabar untuk tidak membalas dendam adalah keberanian
7. Sabar dari sifat kikir adalah kedermawanan
8. Sabar untuk tidak makan berlebih adalah puasa
9. Sabar dari kemalasan adalah kecerdasan
Sabar itu kekuatan, karenanya Allah menjanjikan jika ada 10 orang yang sabar maka ia dapat mengalahkan 100 orang dan jika ada 100 orang maka ia dapat mengalahkan 1000 orang.
Ibnu Qudamah dalam kitabnya Minhajul Qashidin menjelaskan tentang adab bersabar, sebagai berikut:
1. Mengucapkan kalimat “ Istija” إنا لله وإنا إليه راجعون اللهم احرنى فى مصيبتى واخلف لى خيرا منها ”
“ Ya Allah sesungguhnya kami ini milik Allah dan akan kembali kepadaNya ,Ya Allah berikanlah ganjaran atas musibah ini dan gantikan dengan yang lebih“
Setiap musibah yang menimpa kita, jika kita bersabar maka Allah akan menyiapkan gantinya, “Sebagaimana hadist dari Anas ra : ia berkata, “Saya mendengar Rasulullah saw bersabda “ Sesungguhnya Allah berfirman “Apabila aku menguji salah seorang hamba- Ku dengan kebutaan pada kedua matanya kemudian ia sabar, maka aku menggantikannya dengan syurga.” ( HR. Bukhari )
Syaikh Mutawwali Assyarawi mengatakan, “Jika Allah mengambil darimu sesuatu yang tidak pernah engkau sangka kehilangannya, maka Allah akan memberikanmu sesuatu yang tidak pernah engkau sangka memilikinya.”
2. Sabar itu pada benturan pertama.
Jika terjadi musibah hari ini, ya sabarnya hari ini bukan besok apalagi minggu depan.
Sebagaimana diriwayatkan dalam sebuah hadist bahwa ada seorang perempuan yang menangis di kuburan suaminya, kemudian datanglah nabi SAW kepadanya, seraya berkata, “Bertaqwalah kamu kepada Allah dan bersabarlah “ .. perempuan ini tidak tahu bahwa yang berkata adalah nabi, lalu ia berkata, “Menjauhlah engkau dariku karena engkau tidak mendapatkan musibah sebagaimana aku.“
Ketika ia tahu bahwa yang berkata adalah nabi SAW ,berangkatlah perempuan ini menuju rumah sang Rasul untuk meminta maaf, kemudian nabi berkata, “Sesungguhnya sabar itu pada benturan pertama“.
Manusia ketika diminta untuk bersabar atas cobaan yang menimpa dirinya, biasanya ia akan berkata, “Kamu tidak merasakan sih, sehingga dengan enaknya menyuruh saya sabar, coba kalau kamu sendiri yang merasakannya.”
Jika orang yang memerintahkan bersabar harus merasakan dahulu, lalu siapakah yang meminta kita untuk bersabar, bukankah kita diwasiatkan untuk saling menasihati dalam kesabaran.
3. Sabar itu menyembunyikan musibah.
Pamer musibah itu tidak mengembalikan apa yang luput tetapi membuat senang mereka yang suka mencibir.
Saat ini adalah waktu dimana banyak diantara kita suka pamer musibah di media media sosial. Simpanlah rapat rapat musibah yang menimpamu, adukan kepada Allah di akhir akhir malam, ataupun jika ingin bercerita sampaikanlah kepada mereka yang bisa memberikan solusi.
4. Mendiamkan lisan dan anggota tubuh.
Nabi SAW bersabda, “Bukan termasuk golongan kami mereka yang memukul mukul pipinya dan merobek robek kantong bajunya.”
Kalau memang engkau sabar diam dan renungkanlah hikmah dibaliknya. Semakin engkau menyebut bahwa engkau penyabar itu pertanda bahwa engkau tidak sabar. Seperti ikhlas, semakin mengaku paling ikhlas itu tanda tak ikhlash. Perhatikanlah surat al Ikhlas, “Bukankah tidak ada kata kata ikhlas di dalamnya.“
===
Sumber: @faisalkunhi