Akhwatmuslimah.com – Pada tahun 1047 H, ketika melakukan suatu tugas pekerjaan saya bertemu dengan seorang lelaki. Tugas itu memakan waktu lebih dari sebulan. Oleh karena itu,terjadilah suatu persahabatan yang akrab diantara kami berdua. Suatu ketika aku bertanya kepadanya, “Temanku yang terhormat,aku tahu kamu belum menikah,padahal umurmu sekarang hampir 40 tahun. Kenapa kamu mesti terlambat menikah. Orang sepertimu pasti mengetahu manfaat-manfaat yang banyak dari menikah..?”
Temanku diam, kemudian katanya,”Ah…ah…! Sobat. Demi
Akan tetapi, ternyata mereka menolak. Oleh karena itu, aku merasa sedih, tidak bisa tidur, dan sering kali melamun hingga timbullah pikiran-pikiran dalam benakku, benarkah memang harus demikian nasibku? Benarkah? Sehingga, aku benar-benar ragu terhadap diriku, bahkan aku menuduh yang tidak-tidak terhadap diriku, akhlakku dan keluargaku. Betapa sering aku merasa semakin sakit hati dan sedih ketika ada sebagian kerabatku atau orang yang aku kasihi menanyaiku, kenapa kamu tidak menikah..? Aku merasa kesulitan sekali untuk menerangkan apa duduk persoalan yang sebenarnya kepada setiap orang.”
Aku berkata kepada temanku itu -meski aku malu, karena aku merasa telah membuatnya kesulitan-, aku katakan,”Sobat, bergembiralah menerima kebaikan. Karena,yang baik adalah apa yang dipilihkan Allah untuk hamba-Nya, dan kamu jangan putus asa. Mintalah taufiq dan kesudahan yang baik kepada Tuhanmu.”
Kemudian, terhentilah pembicaraan kami berdua.
Selanjutnya, hampir lima bulan lamanya kami tidak bertemu. Tiba-tiba temanku itu menghubungi aku. Dia mengundangku untuk menghadiri pesta pernikahnya. Aku senang sekali dan mengucapkan selamat kepadanya.
Kira-kira dua tahun setelah menikah, aku bertemu lagi dengannya. Dan dia tampak bahagia sekali. Dia memberi kabar tentang kelahiran anaknya. Kemudian,aku katakan kepadanya,”Bagaimana keadaanmu dan istrimu?”
“Masya Allah,” katanya, “Alhamdulillah, segala
Aku senantiasa memohon kepada Allah agar senantiasa memberi kebahagiaan kepadaku dan kepada saudara-saudaraku kaum muslimin.
Allah Ta’ala berfirman:
“Barangkali kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak.” (Q.S An Nisa : 19)
=====
(Sumber: obat penawar hati yang sedih hal 253-255,Sulaiman bin Muhammad bin Abdullah Al-Utsaim (pustaka darussunnah), danninursalim )