Akhwatmuslimah. com – Marilah kita membahas lebih dalam, bagaimana manusia setelah mengalami kematian dan apa yang akan terjadi sesuai dengan apa yang digambarkan dalam Al-Qur’an dan Hadits Nabi.
KEHIDUPAN AKHIRAT
Kehidupan di dunia ini adalah alam yang ke-3 yang sebelumnya setiap manusia pernah mengalami alam ruh (alam ke-1) kemudian ke alam dalam kandungan (alam ke-2).
Kematian seseorang bukanlah akhir dari segalanya, akan tetapi kematian itulah awal dimulainya kehidupan panjang yang sebenarnya, yaitu kehidupan akhirat. Perlu kami sampaikan proses perjalanan panjang manusia secara garis besar tentang kehidupan akhirat, sesuai dengan apa yang sudah dijelaskan di dalam Al-Qur’an, hingga seseorang masuk ke Surga yang abadi atau ke Neraka yang abadi.
ALAM KUBUR
Allah berfirman, ”Alangkah dahsyatnya sekiranya kamu melihat di waktu orang-orang yang dzalim berada dalam tekanan sakratul maut, sedang para malaikat memukul dengan tangannya, (sambil berkata): “Keluarkanlah nyawamu” Di hari ini kamu dibalas dengan siksa yang sangat menghinakan, karena kamu selalu mengatakan terhadap Allah (perkataan) yang tidak benar dan (karena) kamu selalu menyombongkan diri terhadap ayat-ayat-Nya.” (Al-An’aam [6]: ayat 93)
Alam kubur ini akan dialami setiap manusia, alam penantian sampai terjadinya Qiamat yang waktunya sudah ditentukan oleh Allah SWT, tidak bisa maju maupun diundur sedetikpun. Adapun orang-orang yang bertaqwa, yaitu orang-orang yang beriman dan banyak amal shalihnya, selama di alam kubur terhindar dari siksa kubur, mereka merasa nyaman di dalamnya, dan terasa hanya sebentar saja selama menunggu datangnya Qiamat. Adapun orang-orang kafir dan yang mendustakan ayat-ayat Allah, mereka akan disiksa hingga Qiamat tiba.
Kriteria orang-orang yang mendapat azab kubur adalah:
– Mereka yang setiap buang air kecil, tidak bersuci
– Mereka yang suka mengadu domba
– Mereka yang suka berbohong
– Mereka yang suka melakukan zina dan tidak bertaubat hingga ajal menjemputnya
– Mereka yang memakan harta dengan riba
– Mereka yang suka berhutang dan sengaja tidak mengembalikan
HARI BERBANGKIT
Allah SWT berfirman, “Dan ditiuplah sangkakala, maka matilah siapa yang di langit dan di bumi kecuali siapa yang dikehendaki Allah. Kemudian ditiup sangkakala itu sekali lagi maka tiba-tiba mereka berdiri menunggu (putusannya masing-masing).” (Az-Zumar [39]: ayat 68)
Penjelasan ayat tersebut bahwa tiupan sangkakala yang pertama, maka matilah semua makhluk yang di langit maupun di bumi, tanpa kecuali dan apa-apa yang ada di dalamnya. Setelah semuanya hancur, musnah, maka beberapa saat kemudian ditiuplan terompet yang kedua, bangkitlah semua manusia sejak dari nabi Adam hingga manusia terakhir yang dimatikan Allah. Saat Qiamat tiba, semuanya bangkit dari kuburnya masing-masing.
Qiamat ini terjadi pada hari jum’at, hal ini sesuai dengan salah satu hadist, Nabi Muhammad bersabda :
“Tidaklah hari Qiamat itu terjadi kecuali pada hari jum’at”
Allah berfirman, “Maka apabila sangkakala ditiup sekali tiup dan diangkatlah bumi dan gunung-gunung, lalu dibenturkan keduanya sekali bentur.” (Al-Haqaah [69]: ayat 13 dan 14).
“Pada hari ketika mereka dibangkitkan Allah semuanya, lalu diberitakan-Nya kepada mereka apa yang telah mereka kerjakan. Allah mengumpulkan (mencatat) amal perbuatan itu, padahal mereka telah melupakannya. Dan Allah Maha Menyaksikan segala sesuatu.” (Al-Mujadilaah [58]: ayat 6).
Pada saat seluruh manusia dibangkitkan dari alam kuburnya, raga/badan yang ada sewaktu di dunia dulu sudah berubah sesuai dengan amal perbuatan yang dilakukan selama di dunia. Ruh tetap abadi, yang berubah hanya bentuk fisiknya, dan di dalamnya terdapat kekhususan-kekhususan yang baru, seperti tidak mati walau tertimpa musibah, siksaan dan mereka dapat melihat malaikat dan jin.
Nabi Muhammad SAW bersabda, “Saya adalah penghulu anak Adam pada hari Qiamat, dan orang yang pertama kali dibangkitkan dari kubur”. (HR. Muslim)
Hidup sesudah mati diawali dari bangkitnya seluruh manusia sejak dari Nabi Adam hingga manusia-manusia diakhir zaman. Saat Qiamat tiba semua tanpa kecuali bangkit dari kuburnya.
Padang Mahsyar adalah dataran yang sangat luas tempat berkumpul para makhluk pertama, hingga makhluk yang terakhir hidup. Dataran Mahsyar berada di alam akhirat, dan dikatakan berpasir, tidak terlihat tinggi maupun rendah. Di Mahsyar inilah semua makhluk Allah yang berada di tujuh lapis langit dan bumi termasuk malaikat, jin, manusia, binatang berkumpul dan berdesak-desakan. Setiap manusia pada hari pengadilan akan hadir di mahsyar, diiringi oleh dua malaikat, yang satu sebagai pengiringnya dan yang satu lagi sebagai saksi atas segala perbuatannya di dunia.
Hari Perhitungan Amal/Hisab
Allah berfirman, “Sesungguhnya kepada Kami-lah kembali mereka, (Al-Ghasyiah [88]: ayat 25)
Kemudian sesungguhnya kewajiban Kami-lah menghisab mereka. (Al-Ghasyiah [88]: ayat 26)
Pada hari perhitungan amal (Hisab) ini, Allah SWT akan menampakkan kepada hamba-hamba-Nya semua amal-amal yang telah mereka perbuat, baik berupa amal-amal ketaqwaan maupun amal-amal kekafiran mereka. Maka sebenar-benar kesaksian mereka adalah Rabb yang telah menciptakan manusia.
Allah SWT mempersaksikan manusia atas diri mereka sendiri, demikian pula bumi, harta, malaikat, bahkan “seluruh anggota badan” mereka ikut serta menjadi “saksi” atas perbuatan-perbuatan yang telah mereka perbuat, saat berada dialam didunia yang fana dan sementara, sebagai terminal menuju kehidupan yang abadi.
“Barang siapa yang berat timbangan (kebaikan) nya, maka mereka itulah orang-orang yang dapat keberuntungan.”(Al-Mukminun [23]: ayat 102)
“Dan barang siapa yang ringan timbangan (kebaikan) nya, maka mereka itulah orang-orang yang merugikan dirinya sendiri,mereka kekal di dalam Neraka Jahannam.” (Al-Mukminun [23]:ayat 103)
“Kami akan memasang timbangan yang tepat pada hari Qiamat, maka tiadalah dirugikan seseorang barang sedikitpun. Dan jika (amalan itu) hanya seberat biji sawipun pasti Kami mendatangkan (pahala)nya. Dan cukuplah Kami sebagai pembuat perhitungan.” (Al-Anbiya [21]: ayat 47)
“Mizan” adalah nama timbangan amal yang amat sangat teliti, yang diletakkan Allah SWT pada hari Qiamat untuk menimbang amalan-amalan seluruh hamba-Nya, apakah seseorang lebih berat amal kebaikannya yang akhirnya menempati Surga, ataukah seseorang ringan timbangan amal kebaikannya sehingga menempati Neraka.
Jembatan Sirath adalah jembatan yang membentang di atas neraka, dan jembatan inilah jalan satu-satunya menuju surga. Orang-orang yang memiliki amal shaleh akan dengan mudah melewati jembatan sirath ini, namun bagi mereka orang-orang kafir, mereka tidak akan bisa melewatinya dan mereka akan jatuh kedalam neraka dan mereka kekal didalamnya.
PENGHUNI SURGA & NERAKA
Allah berfirman, “(yaitu) pada hari ketika kamu melihat orang mukmin laki-laki dan perempuan, sedang cahaya mereka bersinar di hadapan dan di sebelah kanan mereka, (dikatakan kepada meraka): “Pada hari ini ada berita gembira untukmu, (yaitu) Surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, yang kamu kekal di dalamnya. Itulah keberuntungan yang besar”. (Al-Hadid [57]: ayat 12)
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shalih, mereka itu adalah sebaik-baik makhluk. Balasan mereka di sisi Tuhan mereka ialah Surga ‘Adnin yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; mereka “kekal” di dalamnya “selama-lamanya”. Allah ridha terhadap mereka dan merekapun ridha kepada-Nya. Yang demikian itu adalah (balasan) bagi orang yang takut kepada Tuhannya…” (Al-Bayyinah [98]: ayat 7
Allah berfirman, “Sesungguhnya orang-orang yang kafir yakni ahli Kitab dan orang-orang yang musyrik (akan masuk) ke Neraka Jahannam; mereka “kekal” di dalamnya. Mereka itu adalah seburuk-buruk makhluk.” (Al-Bayyinah [98]: ayat 6)
“Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka Jahannam) kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai.” (Al-A’raaf [7]: ayat 179)
Semoga kita semua benar-benar bisa menyiapkan bekal untuk kehidupan panjang di akhirat nanti dengan menjalankan syariat Islam yang sebanar-benarnya, dengan berislam secara kaffah, aamiin. [ ]
====
Sumber : quran1234