Akhwatmuslimah.com – Di Al Hikmah dan Mafaza ini waktu berjalan terasa sangat cepatnya. Kami seakan dipaksa untuk berjalan dengan langkah yang sangat cepat. Hampir nyaris setiap pekan “harus” menghadiri anak-anak yang khatam hafalan Qur’an. Padahal diri ini belum sempat mengenal mereka lebih dekat sehingga tak bisa leluasa menuliskan kisahnya.
Menghadiri dan menyaksikan setiap anak yang berhasil khatam 30 juz itu rasanya gimanaaa gitu ya. Gak bisa digambarkan dengan kata-kata. Banyak perasaan bercampur baur, menyatu jadi satu. haru…bangga…senang..sedih…bahagia..padahal mereka semua yang saya hadiri khatamannya itu adalah anak orang lain. Bagaimana jika anak sendiri?
Saya lihat para orangtua di Al-Hikmah maupun mafaza yang menghadiri khataman anaknya tersedu sedan, menangis sampai sesenggukan. Mungkin karena tak menyangka anaknya bisa selesai 30 juz secepat kilat. Dimudahkan oleh Alloh. Namun tetap saya tak bisa menyelami 100% apa yang sesungguhnya dirasakan para umi abi itu.
Kemarin sore ( jum’at 27 maret 2015) kami sangat ingin menghadiri khataman tahfidz santri kecil kami, Ahmad Yasin. Putra dari Bu Nuri Wasisaningsih dan pak Rahmat Kartolo yg baru masuk ke usia 9 tahun ini wajib mentasmikan juz terakhirnya didepan para musyrif, para santri dan sebagian peserta SUPERMANZIL.
Saya akan menuliskan kisahnya nanti, anak ini saya kenal dengan sangat baik. Karena sudah nyantri lebih dari setahun di Al Hikmah Bogor. Namun sekarang biar ibunya saja yang cerita. Selama ini saya menulis kisah para santri dari sudut pandang saya.
Tulisannya ini saya ambil dari grup WA orang tua santri Al-Hikmah Bogor yang di share shubuh tadi. Mungkin sejak menghadiri khataman putranya kemarin sore di lokasi super manzil beiau menangis terus atau masih terbang dengan kebahagiaan sehingga baru sempat merespon ucapan selamat para orangtua santri Al-Hikmah Bogor. Berikut ini yang menulis Ibu Nuri, ibunda Ahmad Yasin :
“Hari ini, Jum’at 27 Maret 2015. Saat kami mendapat info untuk ke Lokasi SuperManzil, kami sudah di tempat kerja. Jakarta dan Depok.
Tapi, Alhamdulillaah…kerinduan kami mempermudah untuk ke tempat dimana Yasin sedang menjalani Program menghafal cepat. Kami tiba di lokasi Villa sekitar jam 4 sore. Rupanya acara sudah dimulai. Yasin sedang tasmi menghadap kiblat, menghadap Musyrif. Ia tidak tau kedatangan kami.
Suasana masjid begitu syahdu sehingga kamipun larut didalamnya. Tak terfikir sama sekali untuk rekam atau foto-foto.
Begitu selesai tasmi, Yasin langsung sujud syukur dua kali dan pecah tangisnya. Apalagi saat diminta balik badan, ternyata kami sudah berada di belakangnya.
Subhanallooh..Wal Hamdulillah..Allohu Akbar…rasanya begitu meledak-ledak dada ini saat memeluknya. Terbayang lintasan torehan kisah saat kelas satu SD semester dua harus kami lepas. Nyantri di pesantren DQ-DT Bandung. Saat ia baru bisa Iqro 3, namun 3 bulan berselang sudah bisa baca Qur’an dan hafal juz 30. Saat dia juga harus beajar berkomunikasi dengan ustadznya yang berbahasa arab.
Dan terbayang juga saat-saat menemukan rumah barunya di Al-Hikmah Bogor. Dan di situlah muncul cerita heroiknya. gGresan kenangan tersebut membuat hati kami mengharu biru tak terbendung. Begitupun saat kami diminta berbicara bergantian sebagai orangtua Yasin. Suasana tersebut juga membuat peserta Super manzil lain ikut mengucurkan air mata haru bahagia.
Yasin tak mampu berkata-kata saat diminta bicara, hanya air mata yang terus berurai hingga acara ditutup.
Subhanalloh..begitu luar biasa yang kami rasakan saat itu, tak terlukiskan dengan kata-kata….
ust Irfan…ustadzah Astri..Ust Zaki..kak Hanif..kak Rahmat…Kak Faiz…Kak Rifki..kak Amin..para karyawan Al Hikmah Bogor..rekan-rekan yasin..kakak abang adik di Al Hikmah bogor..di mafaza..seluruh peserta super manzil..juga seluruh orangtua santri Al Hikmah.. mbah, nenek, ncing, ust Agus Sudjatmiko..pakde, bude, uwa, om, amah dan sepupu-sepupu Yasin. Jazakumulloh khairon katsiir atas segala support, dukungan dan do’a pada kami c.q Yasin. Semoga Alloh memberikan balasan terbaik untuk semuanya.
Mohon do’a agar Alloh memberikan kekuatan, kemampuan dan kecerdasan pada yasin untuk ISTIQOMAH.
Menjaga hafalan Qur’an, mempelajari dan mengajarkannya. Serta mengaplikasikan nilai-nilai Qur’an tersebut dalam kehidupannya.
Mohon do’a juga agar kami bisa menjadi hafidz qur’an, agar kami menjadi orangtua terbaik yang membawa anak-anak kami berkumpul di syurga firdaus.
Teriring do’a kami untuk ananda yang sedang berjihad tahfidz agar dimudahkan dan dilancarkan oleh Alloh. Sehingga semua orangtua bisa merasakan RASA LUAR BIASA tersebut saat ananda menghadiahkan lantunan terbaik khataman Al-Qur’an.
Salam ta’zhim kami, Rahmat & Nuri. orangtua dari ananda Ahmad yasin.”
Sumber : FB Astri Hamidah