Ada seorang akhwat yang pernah jadi binaan ngaji (mutarobi) istri saya, tiba-tiba mendatangi istri saya: “mbak, aku mau nikah” , katanya.
Istri saya jawab: “bagus itu, sudah ada calonnya?” | “belum mbak, tapi aku suka sama seorang ikhwan” | “siapa ikhwannya, biar saya dan suami bantu”
Akhwat ini kemudian menyebutkan nama seorang ikhwan, salah satu ikhwan terbaik di ITB.
Setelah tahu nama ikhwannya, saya mendatangi ikhwan tersebut. “Akh, apakah antum ada rencana menikah?” | “insya allah akh”
“Kalau dalam waktu dekat, antum menikah gimana? ” | “boleh aja, insya allah siap” | “sudah ada bayangan siapa calon istrinya?” | “belum akh”
“Bagaimana kalo ana mengusulkan nama akhwat untuk antum? ” | “boleh akh” | “gimana kalo akhwat ini? Saya sebutkan namanya
Setelah saya sebutkan namanya, ikhwan ini bilang: “akhwat ini luar biasa akhii, apa saya pantas jadi suami beliau?” | “insya Allah akhii”
“Gimana akh, antum mau menikah dengan akhwat ini?” | “masalahnya, dia mau gak sama saya?” | “tenang akh, soal itu, urusan ana dan istri” :D
“Mau ya nikah dengan akhwat ini” | “insya allah akh” . Alhamdulillah, saya beritau ke istri, istri beritahu ke akhwatnya.
Saya kontak guru ngajinya ikhwan dan istri kontak guru ngajinya akhwat, minta ijin ikhwan dan akhwat ini saya dan istri yamg bantu prosesnya.
Alhamdulillah, kami pertemukan ikhwan dan akhwat ini, untuk mempertanyakan hal-hal yang mungkin masih ada keraguan.
Setelah keduanya mantap meneruskan prosesnya, tugas selanjutnya adalah meyakinkan kedua orang tua. Giliran ikhwan yang datang ke ortu akhwat. Selama akhwat ini jadi binaan ngaji istri saya, beliau selalu menceritakan hal-hal positif tentang istri saya, sampe si ortu penasaran ingin ketemu istri. Akhwat ini dari daerah di jawa tengah. Ketika ortunya ke Bandung, mereka sangat ingin bertemu dengan istri. Beberapa kali istri saya menemui beliau. Kondisi ini kami manfaatkan, saya yang menemani ikhwan saat mendatangi keluarga akhwat di Jawa Tengah. Karena begitu positifnya istri saya di mata ortu si akhwat, kata-kata yang saya ucapkan ketika pertama bertemu ortunya akhwat adalah …
“Bapak , ibu … Kenalkan sy hafidz, suaminya iin” :D
Alhamdulillah, semuanya lancar, ortunya akhwat langsung setuju . Pulang dibawain oleh-oleh buanyak bener :D
Ikhwan dan akhwat ini akhirnya menikah, sudah punya dua anak. Bahwa si akhwat duluan yang suka ke ikhwannya, tidak saya sampaikan ke ikhwan. Setelah mereka menikah, baru saya sampaikan ke ikhwannya, bahwa si akhwatlah yang mengajukan namanya duluan. Gpp kan? :D Biarlah cerita bahwa si akhwat yang suka dulu, jadi bahan obrolan di kamar mereka :D
Saya dan istri senang sekali membantu akhwat-akhwat yang bersedia menyebut nama ikhwan yang memikat hatinya :)
Terakhir ketemu ikhwan dan akhwat ini pas pemilu IA ITB kemarin. Tetap seorang ikhwan dan akhwat aktivis. Alhamdulillah.
Lain lagi ikhwan dan akhwat yang lain. Si ikhwan menyebut sebuah nama. Kemudian kami lobi supaya akhwatnya mau. Akhirnya mau.
Saat semua sudah setuju, sudah lamaran, menjelang nikah, si akhwat tiba-tiba meragu dan mundur.
Kemudian ikhwan ini menyebut nama lain, kita bantu, akhirnya menikah dengan akhwat ini. Dan akhwat yang mundur tadi juga sudah menikah dengan yang lain
Lain dengan ikhwan yang lain. Ikhwannya sahabat saya dan akhwatnya sahabat istri. Ikhwan dan akhwat sudah setuju, keluarga akhwat sudah setuju. Pas akhwat berkunjung ke keluarga ikhwan, ibunya ikhwan ini tidak setuju karena dianggap kurang cantik. Akhirnya prosesnya batal. Alhamdulillah, tak lama kemudian. Akhwat menikah dengan yang lain, yang lebih shalih dar isi ikhwan tadi. Si ikhwan menikah dangan akhwat yang lebih cantik
Lain lagi dengan ikhwan yang lain, menyebut nama seorang akhwat, tapi sampai 7x bertemu ditolak terus. Akhirnya mengajukan akhwat lain, menikahlah. Ikhwan yg 7x ditolak ini, setelah menikah, bersyukur sekali menikah dangan istrinya sekarang dan tak menyesal karena tidak menikah dengan akhwat yang menolaknya.
Menjodohkan orang itu menyenangkan …
Menjodohkan orang, terutama binaan-binaan adalah hobi kami berdua, saya dan istri.
Slogan “akhwat menunggu, ikhwan meragu” sangat menghambat gerakan perlawanan ini, perlawanan terhadap budaya pacaran dan zina.
Ikhwan dan akhwat harus sama-sama pro aktif , meskipun cara pro aktifnya berbeda. Jangan kayak telenovela korea.
Acung jempol buat akhwat-akhwat yang pro aktif.
Akhwat yang meminta langsung ke ikhwan, ini jelas berat untuk seorang akhwat. Makanya kita bantu ngomongnya. [ ]
Sumber : http://hafidzary.wordpress.com