Akhwatmuslimah.com – Suatu ketika ‘Umar bin Khoththob rodhiyallohu ‘anhu bertanya kepada Hudzaifah rodhiyallohu ‘anhu ( sahabat Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam yang dijuluki ashhabus sirri dikarenakan hanya dialah yang mengetahui daftar orang-orang munafik yang disampaikan Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallamkepadanya ) : “Wahai Hudzaifah, aku bersumpah dengan nama Alloh kepadamu, apakah Rosulullohshollallohu ‘alaihi wa sallam menyebutkan kepadamu bahwa aku termasuk dari mereka?” Hudzaifah berkata : “Tidak, ( engkau bukan termasuk mereka ) dan aku tidak akan memberikan tazkiyyah ( rekomendasi ) kepada siapapun setelah dirimu.” HR. Ya’qub bin Sufyan di dalam al-Ma’rifah wat Tarikh 2/768-769
Saudaraku, ambillah pelajaran dari kisah di atas. Umar bin Khoththob rodhiyallohu ‘anhu -salah seorang sahabat Rosululloh yang sangat begitu besar keutamaannya dalam Islam bahkan mendapatkan kabar gembira sebagai penghuni surga-merasa takut jika terjangkit penyakit nifak dan dikelompokkan dalam rombongan orang-orang munafik. Begitu pula para sahabat Rosululloh lainnya. Hal ini menunjukkan bahwa kemunafikan dan orang-orang munafik itu memiliki bahaya yang besar untuk Islam dan kaum muslimin. Oleh karena itu Alloh Subhaanahu wa Ta’aalatelah memerintahkan kepada hamba-hamba-Nya yang beriman untuk mewaspadai sepak terjang orang-orang munafik itu. Walau mereka bersyahadat, sholat, zakat dan menampakkan syiar-syiar Islam, pada hakikatnya mereka adalah musuh Alloh, Rosul-Nya dan orang-orang beriman. Mereka adalah sebenar-benarnya pendusta dalam pandangan Alloh Subhaanahu wa Ta’aala Meskipun terlihat bagus penampilan dan ucapan mereka, namun mereka hanyalah seperti“Kayu yang tersandar” sebagaimana Alloh sifatkan orang-orang munafik itu dengan firman-Nya : “Dan apabila kamu melihat mereka, tubuh-tubuh mereka menjadikan kamu kagum. Dan jika mereka berkata kamu mendengarkan perkataan mereka. Mereka adalah seakan-akan kayu yang tersandar. Mereka mengira bahwa tiap-tiap teriakan yang keras ditujukan kepada mereka. Mereka itulah musuh yang sebenarnya maka waspadalah terhadap mereka; semoga Alloh membinasakan mereka. Bagaimanakah mereka sampai dipalingkan dari kebenaran ?. ( Al Munaafiquun ; 63 : 4 )
Selain itu, Alloh Subhaanahu wa Ta’aala juga telah menyediakan bagi orang munafik itu -laki-laki dan perempuan- siksa neraka tingkatan yang paling bawah sebagaimana Alloh jelaskan tanpa kesamaran dalam firman-Nya : “Sesungguhnya orang-orang munafik itu pada tingkatan yang paling bawah dari neraka. Dan kamu sekali-kali tidak akan mendapat seorang penolongpun bagi mereka.” ( QS. An Nisaa’ ; 4 : 145 )
Saudaraku, berikut di antara sifat-sifat “Sang kayu Tersandar” yang dijelaskan Alloh dan Rosul-Nya. Semoga Alloh Subhaanahu wa Ta’aala menjauhkan kita dari kemunafikan dan melindungi kita dan kaum muslimin dari tipu daya mereka.
Pertama, memerangi Islam dan kaum muslimin secara tersembunyi namun jelas dalam seruan mereka.
Alloh Subhaanahu wa Ta’aala berfirman : “Dan ( di antara orang-orang munafik itu ) ada orang-orang yang mendirikan masjid untuk menimbulkan kemudhorotan untuk orang-orang mu’min, untuk kekafiran dan untuk memecah belah antara orang-orang mu’min serta menunggu kedatangan orang-orang yang telah memerangi Alloh dan Rosul-Nya sejak dahulu. Mereka Sesungguhnya bersumpah: “Kami tidak menghendaki selain kebaikan.” Dan Alloh menjadi saksi bahwa sesungguhnya mereka itu adalah pendusta. ( QS. At Taubah ; 9 : 107 )
Kedua, ber-wala ( loyalitas ) kepada orang-orang kafir dan meninggalkan orang-orang beriman.
Alloh berfirman : “Maka kamu akan melihat orang-orang yang ada penyakit dalam hatinya ( oraang-orang munafik ) bersegera mendekati mereka ( Yahudi dan Nashroni), seraya berkata: “Kami takut akan mendapat bencana”. Mudah-mudahan Alloh akan mendatangkan kemenangan kepada Rosul-Nya, atau sesuatu keputusan dari sisi-Nya. Maka karena itu, mereka menjadi menyesal terhadap apa yang mereka rahasiakan dalam diri mereka.” ( QS. Al Maidah ; 5 : 52 )
Ketiga, memperolok Alloh dan Rosul-Nya dan menjuluki orang-orang yang beriman dengan benar sebagai orang-orang bodoh dan tertipu.
Alloh Subhaanahu wa Ta’aala berfirman : Dan jika kamu tanyakan kepada mereka, tentulah mereka akan manjawab, “Sesungguhnya kami hanyalah bersenda gurau dan bermain-main saja.” Katakanlah: “Apakah dengan Alloh, ayat-ayat-Nya dan Rosul-Nya kamu selalu berolok-olok?” ( QS. At Taubah ; 9 : 65 )
وَإِذَا قِيلَ لَهُمْ آمِنُوا كَمَا آمَنَ النَّاسُ قَالُوا أَنُؤْمِنُ كَمَا آمَنَ السُّفَهَاءُ أَلا إِنَّهُمْ هُمُ السُّفَهَاءُ وَلَكِنْ لَا يَعْلَمُونَ
Apabila dikatakan kepada mereka: “Berimanlah kamu sebagaimana orang-orang lain telah beriman.” Mereka menjawab: “Akan berimankah kami sebagaimana orang-orang yang bodoh itu telah beriman?” Ingatlah, sesungguhnya merekalah orang-orang yang bodoh; tetapi mereka tidak tahu. ( QS. Al Baqoroh ; 2 : 13 )
“Ingatlah ketika orang-orang munafik dan orang-orang yang ada penyakit di dalam hatinya berkata: “Mereka ( orang-orang mu’min ) itu ditipu oleh agamanya”. Alloh berfirman : “Barang-siapa yang bertawakkal kepada Alloh, maka sesungguhnya Alloh Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana”. ( QS. Al anfaal ; 8 : 49 )
Keempat, menolak untuk menjadikan hukum Alloh dan Rosul-Nya sebagai sumber segala sumber hukum dalam kehidupan. Mereka rela dengan hukumThoghut yaitu segala perundang-undangan yang tidak bersumber dari syariat Alloh. Bahkan Orang-orang munafik itu pun selalu menghalang-halangi manusia untuk menjalankan syari’at Islam.
أَلَمْ تَرَ إِلَى الَّذِينَ يَزْعُمُونَ أَنَّهُمْ آمَنُوا بِمَا أُنْزِلَ إِلَيْكَ وَمَا أُنْزِلَ مِنْ قَبْلِكَ يُرِيدُونَ أَنْ يَتَحَاكَمُوا إِلَى الطَّاغُوتِ وَقَدْ أُمِرُوا أَنْ يَكْفُرُوا بِهِ.
Apakah kamu tidak memperhatikan orang-orang yang mengaku dirinya telah beriman kepada apa yang diturunkan kepadamu dan kepada apa yang diturunkan sebelum kamu ? Mereka hendak berhakim kepada thoghut, padahal mereka telah diperintah mengingkari thoghut itu. Dan syaithon bermaksud menyesatkan mereka penyesatan yang sejauh-jauhnya. ( QS. An Nisaa’ ; 4 : 60 )
وَإِذَا قِيلَ لَهُمْ تَعَالَوْا إِلَى مَا أَنْزَلَ اللَّهُ وَإِلَى الرَّسُولِ رَأَيْتَ الْمُنَافِقِينَيَصُدُّونَ عَنْكَ صُدُوداً
Apabila dikatakan kepada mereka : “Marilah kamu tunduk kepada hukum yang Alloh telah turunkan dan kepada hukum Rosul”, niscaya kamu lihat orang-orang munafik itu menghalangi manusia dengan sekuat-kuatnya dari mendekati kamu. ( QS. An Nisaa’ ; 4 : 61 )
Kelima, lemah ibadah dan malas dalam menunaikan rukun Islam seperti sholat, zakat dsb akibat kemunafikan yang ada dalam diri mereka sendiri.
“Sesungguhnya orang-orang munafik itu menipu Alloh, dan Alloh akan membalas tipuan mereka . Dan apabila mereka berdiri untuk sholat, mereka berdiri dengan malas. Mereka bermaksud riya di hadapan manusia. Dan tidaklah mereka menyebut Alloh kecuali sedikit sekali.” ( QS. An Nisaa’ ; 4 : 142 ).
“”Dan tidak ada yang menghalangi mereka untuk diterima dari mereka nafkah-nafkahnya melainkan karena mereka kafir kepada Alloh dan Rosul-Nya dan mereka tidak mengerjakan sholat, melainkan dengan malas dan tidak pula menafkahkan harta mereka, melainkan dengan rasa enggan.” ( QS. At Taubah ; 9 : 54 )
Keenam, merasa gembira tidak ikut berjihad di jalan Alloh Subhaanahu wa Ta’aala bahkan mereka “menggembosi” kaum muslimin supaya tidak berjihad.
“Orang-orang yang ditinggalkan itu, merasa gembira dengan tinggalnya mereka di belakang Rosululloh, dan mereka tidak suka berjihad dengan harta dan jiwa mereka pada jalan Alloh dan mereka berkata: “Janganlah kamu berangkat pergi berperang dalam panas terik ini”. Katakanlah: “Api neraka jahannam itu lebih sangat panasnya” jika mereka mengetahui.” ( QS. At Taubah ; 9 : 81 )
عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « مَنْ مَاتَ وَلَمْ يَغْزُ وَلَمْ يُحَدِّثْ بِهِ نَفْسَهُ مَاتَ عَلَى شُعْبَةٍ مِنْ نِفَاقٍ » رواه مسلم في صحيحه
Dari Abu Huroiroh rodhiyallohu ‘anhu, dari Nabishollallohu ‘alaihi wa sallam beliau bersabda :”Barangsiapa yang mati belum pernah berperang di jalan Alloh dan tidak pernah bercita-cita dalam dirinya untuk berperang, maka dia mati dalam salah satu cabang kemunafikan.” ( HSR. Muslim ).
Ketujuh, menyuruh yang mungkar dan melarang yang ma’ruf, malas ber-infak di jalan Alloh bahkan mereka menggembosi orang lain untuk tidak ber-infak.
“Orang-orang munafik laki-laki dan perempuan. sebagian dengan sebagian yang lain adalah sama, mereka menyuruh berbuat yang munkar dan melarang berbuat yang ma’ruf dan mereka menggenggamkan tangannya ( kikir ). Mereka telah lupa kepada Alloh, maka Alloh melupakan mereka. Sesungguhnya orang-orang munafik itu adalah orang-orang yang fasik”. ( QS. At Taubah ; 9 : 67 )
“Mereka orang-orang yang mengatakan : “Janganlah kamu memberikan perbelanjaan kepada orang-orang yang ada disisi Rosululloh supaya mereka bubar .” Padahal kepunyaan Alloh-lah perbendaharaan langit dan bumi, tetapi orang-orang munafik itu tidak memahami.” ( QS. Al Munafiqun ; 63 : 7 )
Kedelapan, menghina dan mencela orang-orang beriman.
Orang-orang munafik yaitu orang-orang yang mencela orang-orang mukmin yang memberi sedekah dengan sukarela dan orang-orang yang tidak memperoleh selain sekedar kesanggupannya, maka orang-orang munafik itu menghina mereka. Alloh akan membalas penghinaan mereka itu, dan untuk mereka azab yang pedih.” ( QS. At Taubah ; 9 : 79 )
Kesembilan, mengingkari janji.
“Dan diantara mereka ada orang yang telah berikrar kepada Alloh: “Sesungguhnya jika Alloh memberikan sebahagian karunia-Nya kepada kami, pastilah kami akan bersedekah dan pastilah kami termasuk orang-orang yang sholih. Maka setelah Alloh memberikan kepada mereka sebahagian dari karunia-Nya, mereka kikir dengan karunia itu, dan berpaling, dan mereka memanglah orang-orang yang selalu membelakangi kebenaran. Maka Alloh menimbulkan kemunafikan pada hati mereka sampai kepada waktu mereka menemui Alloh, karena mereka telah memungkiri terhadap Alloh apa yang telah mereka ikrarkan kepada-Nya dan juga karena mereka selalu berdusta. ( QS. At Taubah ; 9 : 75 – 77 )
Saudaraku, demikian di antara sifat-sifat kemunafikan yang harus kita waspadai. Dan masih ada yang belum tersebut di sini. Mohonlah selalu kepada Alloh keselamatan dalam agama dan kehidupan dunia. Semoga Alloh Subhaanahu wa Ta’aala menjadikan kita termasuk hamba-hamba-Nya yang ikhlas dan selalu berpegang teguh dengan sunnah Rosulullohshollallohu ‘alaihi wa sallam sampai kita wafat. Aamien.
Oleh : Ibnu Mukhtar