Akhwatmuslimah.com – Mukjizat terbesar Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam adalah Al Qur’an. Membaca Al Qur’an, membuat kita dapat berpindah dari satu zaman ke zaman yang lain. Berpetualang. Yang meski kita tidak pernah ada di sana, tetapi karena Allah Subhanahu wa Ta’ala mewahyukannya, maka kita dapat mengetahui kisah-kisah bahkan dialog kaum terdahulu.
“Demikian itu (adalah) di antara berita-berita yang ghaib yang Kami wahyukan kepadamu (Muhammad); padahal kamu tidak berada di sisi mereka, ketika mereka memutuskan rencananya (untuk memasukkan Yusuf ke dalam sumur) dan mereka sedang mengatur tipu daya.” (QS. Yusuf : 102).
Ada banyak kisah para nabi beserta kaumnya di dalam Al Qur’an. Alangkah dekatnya kita dengan mereka melalui ayat-ayat Al Qur’an. Berpetulang dengan Al Qur’an, membuat kita dapat mengetahui episode perjuangan Al Haq melawan Al Bathil dari masa ke masa, dari satu rasul ke rasul lainnya. Dan bahwa kita, ummat Muhammad Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam, hanyalah salah satu bagian dari sekian banyak siklus peradaban manusia. “Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pelajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal…” (QS. Yusuf : 111)
Perjuangan Al Haq antar zaman inilah yang berkali-kali diucapkan Mush’ab bin Umair untuk meneguhkan pendiriannya menjelang kesyahidannya. Berkata Ibnu Sa’ad, “Diceriterakan kepada kami oleh Ibrahim bin Muhammad bin Syurahbil Al-Abdari dari bapaknya. Ia berkata, “Mush’ab bin Umair adalah pembawa bendera di Perang Uhud. Tatkala barisan Kaum Muslimin pecah, Mush’ab bertahan pada kedudukannya. Datanglah seorang musuh berkuda, Ibnu Qumaiah namanya, lalu menebas tangannya hingga putus, sementara Mush’ab mengucapkan, “Muhammad itu tiada lain hanyalah seorang Rasul, yang sebelumnya telah didahului oleh beberapa Rasul”. Maka dipegangnya bendera dengan tangan kirinya sambil membungkuk melindunginya. Musuh pun menebas tangan kirinya itu hingga putus pula. Mush’ab membungkuk ke arah bendera, lalu dengan kedua pangkal lengan meraihnya ke dada sambil mengucapkan, “Muhammad itu tiada lain hanyalah seorang Rasul, yang sebelumnya telah didahului oleh beberapa Rasul.” Lalu orang berkuda itu menyerangnya ketiga kali dengan tombak, dan menusukkannya hingga tombak itu pun patah. Mush’ab pun gugur, dan bendera jatuh.” Gugurlah Mush’ab dan jatuhlah bendera…
Dengan memahami perjuangan para nabi sepanjang zaman, akan dapat meng-istiqomahkan kita di jalan-Nya karena sesungguhnya pertolongan Allah Subhanahu wa Ta’ala itu dekat. Sebuah sunnatullah, bahwa penentang rasul-rasul pasti akan hancur.
Alangkah hebatnya Al Qur’an. Maka mari kita berpetualang melintasi zaman dan negeri dengan membaca Kitab suci yang dapat mengguncangkan dunia, agar kelak kita dapat benar-benar berpetualang ke suatu negeri yang mengalir di dalamnya sungai-sungai, yang kenikmatannya belum pernah dilihat oleh mata, tak pernah terbetik dalam pikiran, yang penduduknya memiliki wajah bercahaya, yang luasnya seluas langit dan bumi. Negeri akhirat. Surga. Amiin. [ANW]