Pemakaian jilbab tersebut diyakini tidak akan mengganggu aktivitas para wanita ini. “Kalau bisa wanita bisa berpakaian sesuai aturan agama. Ini tidak akan mengganggu tugasnya,” ujar anggota FPKS Yoyoh Yusroh.
Hal itu dikatakan dia dalam fit and proper test Laksamana Agus Suhartono di Komisi I DPR, Senayan, Jakarta, Kamis (23/9/2010).
Yoyoh menjelaskan model pakaian untuk TNI tidak perlu diubah, hanya disesuaikan saja modelnya dengan yang mengenakan jilbab. Menurutnya, cukup banyak juga wanita yang enggan masuk TNI karena harus melepas jilbab mereka.
“Mereka takut kehilangan identitas mereka,” jelas Yoyoh.
Menanggapi hal ini, Agus berjanji akan mempertimbangkan masukan tersebut. Menurutnya untuk PNS di lingkungan TNI, mengenakan jilbab tidak masalah. Namun memang TNI wanita belum diperbolehkan mengenakan jilbab saat ini.
“Ini perlu dikaji dan hal ini akan jadi bahan pertimbangan untuk kami,” jawab Agus.
Sekadar diketahui, TNI wanita berjilbab telah diterapkan di Aceh menyusul penerapan syariat Islam yang mengatur cara berpakaian. Lengan pendek diganti dengan lengan panjang dan rok diganti dengan celana panjang. (rdf/nrl, detik.com)