Semua ditinggalkan setelah menemukan Islam. Kimberley merasakan Islam lebih memuliakan dan melindungi wanita dibandingkan gaya
hidup yang dulu dianutnya, yang sebenarnya menempatkan wanita sebagai obyek pemuas pria.
“Saya kadang masih ketemu dengan bekas teman-teman gaul dulu, yang mengatakan, ‘Sungguh kasihan kamu.’ Saya berkata dalam hati, ‘Apa? Kasihan?’ Tak seorangpun menyuruh saya untuk melakukan ini (masuk Islam, red). Ini pilihan saya sendiri,” ujar Kimberley, mengenakan jilbab beraksen hijau senada dengan warna matanya.
Menurut Kimberley, yang kini memilih menjadi guru sekolah dasar, dirinya melihat perbedaan besar bagaimana orang mendekatinya dibandingkan dulu sebelum menjadi muslimah.
“Dulu kalau saya jalan-jalan keluar, selalu murni dinilai dari penampilan tubuh saya. Sungguh dangkal sekali,” cetus Kimberley.
Ditambahkan bahwa hal sama juga dia alami saat dia masuk Dancing Academy, yang menempatkan keindahan tubuh sebagai segala-galanya. Kimberley dituntut harus selalu langsing, walaupun dia memang secara alami sudah langsing.
“Lalu pada pemilihan Miss Netherlands yang saya ikuti di 2004, itu juga murni soal penampilan tubuh. Selanjutnya di dunia modelling, saya juga harus selalu langsing dan berpenampilan cantik. Hal-hal melulu seperti itu. Dan semuanya terkait dengan penampilan luar tubuh,” kata Kimberley. Dia menjelaskan bahwa dalam Islam penampilan tubuh itu juga sangat penting.
“Tapi dalam pengertian bahwa kita harus selalu tampil terawat, sedangkan penampilan itu kita tutupi dan hanya untuk kita sendiri,” terang Kimberley.
Kimberley mengatakan bahwa untuk mendalami Islam dia akan memulai kursus bahasa Arab bulan depan, sebab dengan itu dia akan bisa membaca Al-Quran.
“Banyak kata dalam Quran yang tidak bisa dengan tepat diterjemahkan, jadi untuk memahami Al Quran dengan benar kita harus bisa berbahasa Arab. Menurut saya bahasa Arab itu sangat indah, tetapi jika bisa menguasainya akan sungguh lebih indah,” demikian Kimberley. (detik)